Friday, August 24, 2012

Beradu Ide Membuat Monas dari Bahan Daur Ulang

AppId is over the quota
KOMPAS.com/Indra Akuntono Siswa-siswi kelas II Singapore International School (SIS) Kebon Jeruk, Jakarta Barat, saat memulai merekayasa ulang pembangunan Monas menggunakan koran dan kardus. Kegiatan ini merupakan bagian dari acara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar sekolah itu, Kamis (16/8/2012).

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak cara yang dilakukan orang untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus di setiap tahunnya. Mulai dari aneka perlombaan, sampai pada kegiatan yang identik sifatnya lebih memiliki makna dan memiliki kaitan dengan tema hari kemerdekaan itu sendiri.

Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sekaligus mengenang perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, siswa-siswi di bangku Taman Kanak-Kanak (TK) sampai SMP Singapore International School (SIS) Kebon Jeruk, Jakarta Barat melakukan rekayasa ulang membangun Monumen Nasional (Monas). Tetapi, pembangunan monumen yang berdiri sejak 1961 itu tentu tidak dimaksudkan untuk menyaingi Monas yang asli. Mereka diminta membuat tiruan Monas dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang seperti koran, botol plastik dan kardus-kardus kemasan.

"Sengaja kami adakan lomba membuat Monas untuk mengasah kecintaan anak-anak pada Indonesia sekaligus mengenalkan mereka pada keterampilan bahan daur ulang," kata Kepala Sekolah SIS Kebon Jeruk, Ismail Abdul Samat, Kamis (16/8/2012), saat ditemui di lokasi acara.

Sejatinya, kegiatan merekayasa pembangunan Monas dari bahan daur ulang merupakan satu kegiatan yang dilombakan saat sekolah ini memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Semua siswa dari jenjang TK sampai SMP akan beradu ide dan kreatifitas untuk merebut hadiah utama, yaitu sebuah trofi dan sertifikat pemenang dari kepala sekolah.

Setiap tahunnya, SIS selalu menggelar kegiatan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun ini, sekolah mengambil tema "Back to Nature to Celebrate Indonesia" dengan berbagai kegatan, mulai dari upacara bendera hingga parade busana tradisional di halaman sekolah. Mayoritas siswa di sekolah ini merupakan siswa keturunan Filipina, Singapura, Cina, dan Korea. Meski sebagian kecilnya juga terdapat siswa warga negara asing dan asli warga negara Indonesia.

No comments:

Post a Comment